Kamis, 10 Desember 2020

MATA KULIAH SEJARAH MATEMATIKA "MATEMATIKA YUNANI SETELAH EUCLID"

 

BAB IV

MATEMATIKA YUNANI SETELAH EUCLID

Kata "matematika" berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar" juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar".

Euclid adalah tokoh ilmu ukur dari Yunani. Dia juga merupakan guru di Iskandaria, Mesir, pada sekitar 300 SM. Seorang matematikawan yang sangat berpengaruh bagi perkembangan matematika dan pemikiran matematikawan lainnya seperti Isaac Newtown.

Karya Euclid : The DataThe Elements, On Divisions of Figures, Catoptrics, Phaenomena, Optik . Karya – karya lain yang dipercaya merupakan karya dari Euclid tetapi telah hilang adalah sebagai berikut : Conics ,Porisms membahas mengenai kerucut, Pseudaria, atau Kitab Fallacies, adalah teks dasar tentang kesalahan dalam penalaran

Adapun kontribusi atau sumbangsih Euclid terhadap matematika diantaranya terletak pada cara pengaturan dari bahan-bahan dan permasalahan serta formulasinya secara menyeluruh dalam perencanaan penyusunan buku yang mencakup bentuk-bentuk, theorema Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran, tangen, geometri ruang, teori proporsi, bilangan prima, bilangan sempurna, bilangan bulat positif, bilangan irrasional, gambar tri-matra (tiga dimensi), petunjuk pemecahan masalah,  pemilihan dalil-dalil serta perhitungan-perhitungannya.


 

Matematikawan-Matematikawan Yunani Kuno

            Seperti yang kita ketahui bahwa matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan aksioma, dan menggunakan kekakuan matematika untuk membuktikannya. Berikut beberapa matematikawan pada masa Yunani kuno :

 

1.      Thales(± 624 – 548 SM)

Thales dilahirkan di Militus. Dimasa mudanya Thales seorang pedagang yang membawanya pergi jauh dari negerinya. Dalam kunjungannya ke negeri-negeri yang lain, Thales berkesempatan menambah pengetahuannya dalam bidang matematika, alam dan astronomi. Thales mengemukakan lima teorema tentang geometri, yang mungkin diperolehnya dari hasil perjalanannya. Teorema tersebut adalah:

· Suatu lingkaran dibagi dua sama besar oleh diameternya.

·   Sudut-sudut alas suatu segitiga sama kaki adalah sama.

·   Pasangan sudut siku-siku dibuat oleh 2 garis yang berpotongan adalah sama.

·   Dua segitiga adalah sama dan sebangun apabila dua sudut dan satu sisinya sama.

·   Suatu sudut yang dilukis dalam setengah lingkaran adalah siku-siku.

            Dalam bidang astronomi, Thales dikagumi karena Thales sudah dapat memprediksi gerakan ellips matahari dalam peredarannya dalam satu tahun.

2.      Phytagoras

Sama halnya dengan Thales, Phytagoras juga pernah belajar di Mesir, Babylonia, dan India. Sekembalinya dari luar negeri, Phytagoras mendirikan sebuah sekolah di Crotona yang memberikan pelajaran falsafah, matematika dan ilmu pengetahuan alam. Motto dari Phytagoras yang terkenal adalah “semua adalah bilangan” atau “bilangan menguasai seluruh alam”. Dalam hal ini, bilangan dianggap sebagai sejumlah titik dalam konfigurasi geometri, yang menggambarkan mata rantai antara geometri dan aritmatika. Phytagoras dan pengikutnya membangun bilangan-bilangan figuratif dimana banyak teorema menarik yang dapat dibuat dengan bilangan figuratif ini, antara lain: Bilangan triangular, Bilangan bujur sangkar, Bilangan pentagon, Bilangan hexagon, Bilangan persegi panjang.

Bilangan lainnya yang dianggap sebagai hasil temuan Phytagoras adalah bilangan bersahabat dan bilangan sempurna. Suatu bilangan dikatakan bilangan bersahabat apabila bilangan yang pertama sama dengan jumlah pembagi murni bilangan kedua, dan bilangan kedua sama dengan pembagi murni bilangan pertama. Sedangkan untuk bilangan sempurna apabila jumlah pembagi murni suatu bilangan sama dengan bilangan itu sendiri.

3.      Anaxagoras

Anaxagoras dilahirkan di Clazomenae dan meninggal kira-kira tahun 428 SM. Dia pernah dipenjarakan di Athena karena dia mengatakan bahwa matahari bukanlah dewa yang harus disembah, melainkan hanyalah sebuah benda besar yang berpijar. Pendapat ini sangat bertentangan dengan kepercayaan masyarakat ketika itu sehingga Anaxagoras dimusuhi oleh masyarakat. Kemudian Anaxagoras menerbitkan buku yang berjudul “On Nature”. Dengan terbitnya buku tersebut, pendapat Anaxagoras mengenai alam semesta mulai berkembang di tengah masyarakat dan akhirnya karya Anaxagoras ini menjadi buku yang sangat popular di zaman itu.

4.      Hippocrates

Hippocrates dilahirkan di Chios kira-kira tahun 460 SM. Hippocrates menulis buku yang berjudul “Element of Geometry”. Menurut teorema Hippocrates, segment-segment yang sebangun dari lingkaran-lingkaran yang mempunyai rasio yang sama dengan kuadrat-kuadrat alasnya. Hippocrates mendemonstrasikan teoremanya ini dengan memperlihatkan bahwa luas dua lingkaran adalah berbanding lurus dengan kuadrat diameter-diameternya.

5.      Archytas

Archytas dilahirkan di Torentum kira-kira 428 SM. Dia seorang jenderal dan negarawan sekaligus pengikut Phytagoras yang menempatkan aritmatika diatas geometri. Dia membagi matematika atas empat cabang matematika, yakni aritmatika, geometri, musik dan astronomi. Salah satu karya Archytas yang menonjol adalah penyelesaian Delion Problem dengan tiga dimensi yang melibatkan kerucut dan silinder, yang merupakan langkah pertama kepada geometri analitik.

6.      Zeno

Menurut ajaran Phytagoras, ruangan dan waktu diasumsikan sebagai titik-titik, dan ruang dan waktu juga mempunyai suatu sifat yang disebut “kontinuitas”. Menurut ajaran Phytagoras waktu dan ruang dapat dibagi atas bagian-bagian yang sangat kecil sekali, yakni kecil yang tak terhingga. Tetapi pendapat ini ditentang oleh Zeno, yang berpendapat bahwa konsep divisibialitas dan multiplicitas adalah tidak mungkin.

Zeno mengemukakan beberapa paradox, yang sebagian besar berhubungan dengan gerak benda. Diantara paradok-paradok Zeno ini yang paling terkenal antara lain: dichotomy, achiles, panah, stadium.

7.      Democritus

Dikenal sebagai penganut paham “Doctrin Materialistik”. Dia pernah melakukan perjalanan ke Mesir dan Babylonia. Democrats banyak menulis tentang matematika, beberapa buku diantaranya adalah : on numbers, on geometry, on irrational. Disamping Democritus juga banyak menulis risalah-risalah dalam bidang matematika dan kimia.

8.      Plato (428 - 348 SM)

Plato adalah seorang inspirator aktivitas matematika, dia banyak membantu mathematician lainnya dalam pengembangan matematika. Salah satu penemuan khusus dari Plato dalam bidang matematika adalah penemuannya tentang rumus triple phytagoras. Pentingnya Plato dalam sejarah matematika adalah karena perannya yang sebagai pemancing inspirasi dan bimbingannya terhadap teman-teman seangkatannya.

Dalam karyanya Republic, Plato mengatakan bahwa “aritmatika mempunyai efek yang besar sekali, yaitu memaksa pikiran untuk memikirkan bilangan yang abstrak” dan “bilangan adalah raja dari kelahiran buruk dan baik”. Dari apa yang telah dilakukan dan dihasilkan Plato, dapat diambil kesimpulan bahwa Plato mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan matematika. Akademi Plato di Athena merupakan pusat matematika dunia pada waktu itu. Dan dari seklah Plato ini muncul guru-guru dan peneliti-peneliti matematika yang kenamaan pada zamannya, seperti Eudoxus.

9.      Eudoxus (408 – 355 SM)

Eudoxus adalah salah seorang murid Plato. Eudoxus memperkenalkan hal baru mengenai perbandingan seharga. Dimana a/b = c/d jika dan hanya jika diketahui bilangan m dan n, bilangan ma < nb, maka mc < nd, atau jika ma = nb, maka mc = nd, atau jika ma > nb, maka mc > nb.

Eudoxus menemukan lagi suatu aksioma yang sering disebut dengan”aksioma kontuinitas”. Aksioma ini menyatakan bahwa: apabila diketahui dua besaran yang mempunyai suatu ratio (artinya bilangan tersebut tidak ada yang sama dengan nol)  maka dapat dicari suatu pengali sehingga salah satunya lebih besar dari yang lain.

10.  Archimedes (287 - 212 SM)

           Berasal dari Syracuse. Ia menggunakan metoda kelelahan untuk menghitung luas di bawah busur parabola dengan penjumlahan barisan tak hingga, dan memberikan hampiran yang cukup akurat terhadap Pi. Dia juga mengkaji spiral yang mengharumkan namanya, rumus-rumus volume benda putar, dan sistem rintisan untuk menyatakan bilangan yang sangat besar.

11.  Hippias

Hippies dilahirkan di Ellis. Hippies banyak sekali menulis naskah, baik mengenai matematika, maupun pidato-pidato, tetapi semua hasil karya Hippias ini tidak dapat ditemukan. Hippies memperkenalkan bentuk kurva yang lain dari kurva, garis lurus dan lingkaran, yang lebih dikenal dengan trisectrix/quadratrix dari Hippias. Kurva Hippias ini lebih dikenal dengan quadratrix, sebab kurva ini dapat digunakan untuk mengkuadratkan suatu  lingkaran.

12.  Aristotles (388 – 322 SM)

Karyanya yang berjudul “On Indivisible Lines” cukup menjadi pembicaraan orang ramai. Isi dari risalah ini mengenai indivisible (tak dapat dibagi). Diskusi-diskusi dan ceramah-ceramah yang dilakukannya mengenai adanya infinito (tak terhingga) dalam aritmatika dan geometri mempengaruhi penulis-penulis berikutnya terhadap dasar-dasar matematika.

UKURAN MENURUT ARISTARCHUS DAN ERATOSTHENES

1.      Menggunakan instrument sederhana, mengamati dari kejauhan gerakan diantara bulan ketika pada kuadran pertama, dan matahari 29/30 dari sudut kanan. Dia memperlihatkan(dengan menggunakan trigonometri) jarak dari bumi ke matahari adalah 18 dan 20 kali jarak dari bumi ke bulan. Membuktikannya, menggunakan hasil pengamatan Aristarchus( perhatiakn sudut sebenarnya kira-kira 89’ 50’)

2.      Aristarchus, dibidangnya “Di ukuran dan jarak dari matahari dan bulan” penggunaannya ekuivalen dengan fakta itu.

Sin a / sin b < a/b < tan a/ tan b          ; 0 <  b< a < a/2. Dari sebuah ilmu pengetahuan grafik dan fungsi sin x dan tan x yang menunjukkan pengurangan (sin x) / x dan penjumlahan (tan x) / x, x sebagai penambahan dari 0 ke 762 dan demikian menentukan ketidaksamaan diatas.

3.      Eratosthenes (kira-kira 230 SM) sebagai pembuat ukuran bumi. Mengamati di Syene, pada tengah hari dan titik balik matahari pada musim panas, yang vertikal tanpa bayangan, sat di Alexandria (digaris bujur yang sama dengan Syene) sinar matahari cenderung 1150 dari sebuah lingkaran komplik untuk vertikal. Kemudian dia memperhitungkan keliling bumi dengan jarak 5000 stade diantara Alexandria dan Syene. Erotosthenes mendapatkan 250.000 stade keliling bumi. 1 stade kira-kira sama dengan 516.7 kaki. Anggapan ini dihitung dari hasil diatas yang berhubungan dengan diameter bumi dalam mil.(7900 mil).


 

Referensi

Hartanto. 2011. Sejarah Matematika. Bengkulu: QUIKSI.

Yakin, Ainul. 2015. Sejarah Matematika Pada Zaman Yunani. http://ainulyakin165.blogspot.co.id/2015/09/sejarah-matematika-pada-zaman-yunani.html. Diakses pada 31 Oktober 2016 pukul 22.00 WIB.

Pratiwi, Dhiia S. 2013. Euclid of Alexandria. http://dhiiashintapratiwi.blogspot.co.id/2013/05/euclid-of-alexandria.html. Diakses pada 31 Oktober 2016 pukul 23.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar