
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
KONSEP
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL ANAK
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 5 :
1. JIMMY
TAMSIL (4016000)
2. SURYANI
MELASARI (4016031)
3. IMELDA (4016032)
DOSEN
PENGAMPU : LUCY ASRI PURWASI ,M.Pd.Mat
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN
GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI)
LUBUKLINGGAU
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam mata kuliah perkembangan
peserta didik mengenai konsep perkembangan intelektual anak.
Dalam penyusunan makalah ini
tidak terlepas dari bantuan pihak yang mendorong atau memotivasi pembuatan
makalah ini supaya lebih baik dan lebih efisien. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Lucy Asri Purwasi, M.Pd.Mat sebagai dosen pembimbing dalam pembuatan
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak yang kurang sempurna dalam pembahasan ini,
oleh karena itu bagi pihak yang membaca makalah ini bisa memberikan kritik dan
saran untuk mengembangkan serta dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga
penyusunan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.
LubukLinggau, 28
September 2016
Penyusun.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................
1.3 TUJUAN PENULISAN................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
2.1 AAA..............................................................................................................
2.2 BBB..............................................................................................................
2.3 CCC.............................................................................................................
2.4 DDD.............................................................................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................................
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................
3.2 SARAN........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Intelektual atau kecerdasan, merupakan suatu karunia yang dimiliki individu
untuk mengembangkan dan mempertahankan hidupnya, serta bagaimana ia berusaha
menghambakan dirinya kepada PenciptaNya.
Ketika baru lahir seorang anak sudah mempunyai kecerdasan, hanya sangat
bergantung pada orang lain untuk memenuhi perkembangan hidupnya. Dalam
perkembangannya anak makin meningkatkan berbagai kemampuan untuk mengurangi
ketergantungan dirinya pada orang lain dan berusaha untuk dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri.
Perkembangan intelek ataua perkembangan kognitif merupakan proses
psikologis yang didalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun dan
mengunakan pengetahuan serta kegiatan mental seperti berfikir, menimbang,
mengamati, mengingat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan
persolan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.
Pertumbuhan,
kematangan, belajar, dan latihan erat kaitannya dengan perkembangan individu.
Semuannya memiliki peranan penting dalam perkembangan peserta didik.
Perkembangan mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik
psikis seperti yang terkandung dalam istilah pertumbuhan, kematangan, belajar
dan latihan.
Pemahaman
terhadap perkembangan peserta didik diperlukan oleh para pendidik agar bisa
bertindak secara profesional kepada para peserta didiknya. Dengan demikian,
para pendidik dapat mengajar dengan mempertimbangkan tahapan dan prinsip
perkembangan peserta didiknya sehingga dapat terwujud tujuan pendidikan.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
Bagaimanakah
Konsep perkembangan.....?
1) Pengertian Pertumbuhan, Kematangan,
Belajar dan Latihan serta keterkaitannya dengan perkembangan.
2) Prinsip – prinsip perkembangan.
3) Faktor – faktor pengaruh perkembangan
peserta didik.
1.3
TUJUAN
PENULISAN
Berdasarkan
rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai berikut
:
1)
Mengetahui
apa sebenarnya yang di maksud dengan Intelektual
2) Untuk mengatuhi perinsip-perinsip
perkembangan.
3)
Faktor
– faktor yang mempengaruhi dan mendorong perkembangan intelektual anak atau
peserta didik.
4)
Untuk
mengatuhui pengertian pertumbuhan, perkembangan, belajar dan latihan serta
keterkaitannya dalam perkembangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat
Perkembangan Intelektual
Beberapa definisi intelektual menurut para ahli,
diantaranya :
1.
Pengertian
intelektual menurut Cattel (dalam Clark, 1983) adalah kombinasi sifat-sifat
manusia yang terlihat dalam kemampuan memahami hubungan yang lebih kompleks,
semua proses berfikir abstrak, menyesuaikan diri dalam pemecahan masalah dan
kemampuan memperoleh kemampuan baru.
2.
William
Sterm ( dalam Sunarto, 1994) mengemukakan intelektual merupakan kesanggupan
untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan-kebutuhan baru dengan menggunakan alat
berfikir sesuai dengan tujuannya.
3.
Intelektual
merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan
dan mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang
timbul (Gunarsa, 1991).
4.
David Wechsler
(dalam Saifuddin Azwar, 1996) mendefinisikan intelektual sebagai kumpulan atau
totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir
secara rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif
Jadi, intelektual adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi
berfikir abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien dan
efektif.Intelektual merupakan kemampuan yang dibawa individu sejak lahir.
Intelektual akan berkembang bila lingkungan memungkinkan dan kesempatan
tersedia.
2.2 Pengertian
Pertumbuhan, Kematangan, Belajar dan Latihan serta Keterkaitannya dengan
Perkembangan.
Pertumbuhan yaitu perubahan atau kenaikan dalam
ukuran secara keseluruhan fisik, seperti tulang, tinggi badan, berat badan,
jaringan syaraf dan lainnya menjadi lebih sempurna. Pertumbuhan individu dapat
diukur dengan alat pengukur. Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis
yang terjadi pada mahluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat
ireversible. Pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
peningkatan dalam ukuran dan fungsi fisik yang murni. Perkembangan mencerminkan
sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang tampak. Sementara
pertumbuhan khusus dimaksudkan mengenai ukuran badan dan fungsi fisik yang
murni.
Kematangan
adalah merupakan suatu keadaan atau tahap pencapaian proses pertumbuhan atau
perkembangan. Kematangan
juga dapat berarti matangnya suatu fungsi atau potensi mental psikologis akibat
proses perkembangan karena pengalaman dan latihan.
Belajar adalah
sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Menurut Gege dan Berliner, belajar
adalah suatu proses perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.
Latihan
adalah suatu tindakan/perbuatan pengulangan yang bertujuan untuk lebih
memantapkan hasil
belajar.
2.3 Definisi
Perkembangan serta Implikasinya dalam Pendidikan
Perkembangan
menurut Hurlock dan Syamsu Yusuf adalah “Serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa
sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang,
melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks
(Hurlock, 1994:2).
Perkembangan
adalah suatu perubahan yang bersifat kualitatif, artinya, perubahan ini tidak
dapat diukur dengan inci, centimeter, gram atau kilogram. Perkembangan individu
merupakan suatu proses yang dinamis dan menuju kesuatu progres, tidak dapat
diulang dan bersifat kekal.
Pengertian
perkembangan manusia menurut para ahli, diantaranya:
1. Menurut Atan Long (1990)
Perkembangan
pada manusia ialah perubahan yang bersifat kualitatif. Sifat perubahan ini
tidak dapat diukur, tetapi jelas berlaku jika dibandingkan dengan peringkat
yang lebih awal.
2. Paul
Eggan dan Don Kauchak
Berpendapat
perkembangan adalah perubahan yang berturutan dan kekal dalam diri seseorang
hasil daripada pembelajaran, pengalaman dan kematangan.
3. Salvin
(1997)
Berpendapat
perkembangan adalah berkaitan dengan mengapa dan bagaimana individu berkembang
dan membesar, menyesuaikan diri kepada persekitaran dan berubah melalui
peredaran masa. Beliau juga berpendapat individu akan mengalami perkembangan
sepanjang hayat, iaitu perkembangan dari segi fizikal, personality, sosioemosional
dan kognitif serta bahasa.
4. Crow dan
Crow (1980)
Perkembangan merupakan
perubahan secara kualitatif serta cenderung ke arah yang lebih baik dari segi
pemikiran, rohani, moral dan sosial.
Implikasinya
dalam pendidikan dapat di kembangkan berdasarkan hasil laporan berbagai
studi pengukuran mengunakan tes sebagai alat pengukurnya. Yang di lakukan
subyek sampai tingkat usia tertentu. Perkembangandalam pendidikan dapat
menumbuhkan perubahan – perubahan ke arah yang lebih maju kepada anak
didk sehinga menambah pengetahuan, pikiran yang lebih matang.
2.4 Prinsip
– Prinsip Perkembangan
Pertumbuhan dan
perkembangan manusia secara alamiah mengikuti pola teratur menurut prinsip atau
hukum perkembangan.
Menurut
Sinolungan (1997), prinsip-prinsip perkembangan adalah pola-pola umum dalam
suatu proses perubahan alamiah yang teratur, universal dan berkesinambungan,
yang dimaksud dengan perubahan yang teratur adalah pertumbuhan pada manusia
yang berjalan normal mengikuti tata urutan yang saling berkaitan.
Prinsip-prinsip
perkembangan pada umumnya antara lain :
1)
Bahwa
perkembangan melibatkan perubahan. Tujuan perkembangan adalah realisasi diri
atau pencapaian kemampuan bawaan. Sikap anak terhadap perubahan dipengaruhi
oleh kesadaran akan perubahan tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku
anak, sikap social terhadap perubahan ini, bagaimanan mereka mempengaruhi
penampilan anak, dan bagaimana mereka mempengaruhi penampilan anak, dan
bagaimanan kelompok sosial bereaksi terhadap anak ketika perubahan ini terjadi.
2)
Perkembangan
awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya. Bahwa perkembangan awal
lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat
dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila perkembangan
membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak, ia dapat diubah sebelumnya
menjadi pola kebiasaan
3)
Perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Perkembangan menekankan
kenyataan bahwa perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan belajar
dengan kematangan yang menetapkan batas dari perkembangan
4)
Pola
perkembangan dapat diramalkan. Walaupun pola yang dapat diramalakan ini dapat
diperlambat dan dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pra lahir dan
pascalahir.
5)
Pola
perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan. Yang penting
diantaranya adalah persamaan pola perkembangan bagi semua anak, perkembangan
berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik, perkembangan terjadi
secara berkesinambungan, berbagai bidang perkembangan dengan kecepatan yang
berbeda, dan terdapat korelasi dalam perkembangan.
6)
Terdapat
perbedaan individu dalam berkembang.
Bahwa terdapat perbedaan individu dalam
perkembangan yang sebagian karena pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi
lingkungan. Ini berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun psikologis.
Kepentingan untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan individu dalam
perkembangan adalah bahwa ia mennekankan pentingnya melatih anak sesuai dengan
kebutuhannya dan tidak mengharapkan perilaku yang sama pada semua anak.
7)
Periode
pola perkembangan. Periode perkembangan biasanya diebut periode pralahir, masa
neonatus, masa bati, masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, dan masa puber.
Dalam semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan ketidakseimbangan,
serta pola perilaku yang normal dan yang terbawa dari periode sebelumnya
biasanya disebut perilaku “bermasalah”.
8)
Pada
setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial. Harapan sosial ini
terbentuk tugas perkembangan yang menungkinkan para orang tua dan guru
mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasaiberbagai pola perilaku
yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.
9)
Setiap
bidang perkembangan mengandung bahaya dan potensial. Bahaya tersebut terjadi
baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola perkembangan.
10) Kebahagiaan bervariasi pada berbagai
periode perkembangan. Tahun pertama kehidupan biasanya paling bahagia dan masa
puber biasanya yang paling tidak bahagia.
Adapun prinsip- prinsip
perkembangan individu, yaitu :
1.
Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
2. Semua
aspek perkembangan saling berhubungan.
3.
Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
4. Setiap
fase perkembangan mempunyai ciri khas.
5. Setiap
individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.
6. Perkembangan
mengikuti pola atau arah tertentu.
7. Bagaimana
pola atau arah perkembangan inidividu
Prinsip
perkembangan menurut Hurlock (1991) :
1.
Adanya
perubahan, perubahan bisa menanjak kemudian berada di titik puncak kemudian
mengalami kemunduran
2.
Perkembangan
awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya
3.
Perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar
4.
Pola
perkembangan dapat diramalkan.
5.
Pola
perkembangan mempunnyai karateristikyng dapat diramalkan.
6.
Terdapat
perbedaan individu dalam perkembangan.
Adapun prinsip-prinsip perkembangan
individu, yaitu;
1.
Perkembangan
merupakan proses yang tidak pernah terganti.
2.
Semua
aspek perkembangan saling berhubungan.
3.
Perkembangan
terjadi pada tempo yang berlainan.
4.
Setiap
fase perkembangan mempunyai ciri khas.
5.
Setiap
individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.
6.
Perkembangan
memiiki pola atau arah tertentu.
Implikasi
dalam pendidikan perkembangan menekankan bahwa kenyataan timbul dari interaksi
kematangan belajar dengan menetapkan batas dari perkembangan. Prinsip
perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha melalui belajar memperoleh
kemampuan mengunakan sumber yang di warisan hubungan dari perkembangan dan
hasil belajar bisa dicontohkan pada saat terjadinya masa peka pada seorang
anak, bila pembelajaran itu di berikan pada saat masa pekanya maka hasil dari
pembelajaran tersebut akan cepat di kuasai oleh anak.
2.5 Tahapan
Perkembangan
Kretcmer mengemukakan bahwa
dari lahir sampai dewasa individu melewati empat tahapan, yaitu :
1.
Tahap
I: Usia 0,0 hingga 3,0 tahun ; Fukungs (pengisian) periode I : pada fase ini
anak kelihatan pendek gemuk.
2.
Tahab
II : Usia dari kira-kira 3,0 tahun sampai 7,0 tahun ; Streckungs (rentangan)
periode I : pada periode ini anak kelihatan langsing (memanjang / meninggi).
3.
Tahap
III : Dari kira-kira 7,0 sampai 13 tahun ; Fukungs periode II : pada masa ini
anak kelihatan pendek gemuk kembali.
4.
Tahap
IV : Dari kira-kira 13,0 tahun sampai kira-kira 20,0 tahun ; Streckung periode
II : pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.
Dalam rentang
kehidupannya, manusia melewati tahap-tahap perkembangan dimana setiap tahap
memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai dan diselesaikan.
Sebagian besar dari kita ingin berusaha menguasai dan menyelesaikannya pada
waktu yang tepat . Beberapa orang dapat berhasil, sedangkan yang lain
kemungkinan tidak berhasil atau terlalu cepat dari tahap yang seharusnya.
Terlepas
dari berapa panjang rentang kehidupan seseorang, ukuran kronologis atau usia
adalah kriteria pokok untuk menentukan tahap-tahap perkembangan individu.
2.6 Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Peserta Didik
Perkembangan
sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1.
Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama
yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk
perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan
lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku
norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga
merekayasa perilaku kehidupan anak.
Proses pendidikan yang bertujuan
mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola
pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang
lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
2.
Kematangan
Anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan
fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan
menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional.
Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula
menentukan.
Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik
diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu
menjalankan fungsinya dengan baik.
3.
Status
Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh
kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat.
Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi
akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak
siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan
kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya.
Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya
akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh
keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa
“menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud
“menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam
pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu
anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk
kelompok elit dengan normanya sendiri.
4.
Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi
anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang
normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan
kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus
diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga,
masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja
diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan(sekolah).
Kepada peserta didik bukan saja
dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma
kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan
membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5.
Kapasitas
Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi
banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak
yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik.
Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan
pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam
perkembangan sosial anak.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain
merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah
dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.
2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi Intelektual
Menurut Ngalim Purwanto (1986) faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan intelektual yaitu sebagai berikut :
1.
Faktor
Pembawaan (Genetik)
Pembawaan ditentukan oleh sifat dan cirri yang dibawa
sejak lahir. Banyak teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa kapasitas
Intelektual dipengaruhi oleh gen orang tua. Namun, yang cenderung mempengaruhi
tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan anak tergantung faktor gen mana (ayah
atau ibu) yang dominant mempengaruhinya pada saat terjadinya “konsepsi”
individu. Teori konvergensi mengemukakan bahwa anak yang lahir telah mempunyai
potensi bawaan, tetapi potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan baik tanpa
mendapat pendidikan dan latihan atau sentuhan dari lingkungan.
2.
Faktor Gizi
Kuat atau lemahnya fungsi intelektual juga ditentukan
oleh gizi yang memberikan energi / tenaga bagi anak sehingga dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Kebutuhan akan makanan bernilai gizi tinggi (gizi
berimbang) terutama yang besar pengaruhnya pada perkembangan Intelektual ialah
pada fase prenatal (anak dalam kandungan) hingga usia balita, sedangkan usia
diatas lima tahun pengaruhnya tidak signifikan lagi.
3.
Faktor Kematangan
Piaget
(seorang psikolog dari Swiss) membuat empat tahapan kematangan dalam
perkembangan intelektual, yaitu :
Periode
sensori motorik (0 - 1 tahun)
Periode pra
operasional (1 - 7 tahun)
Periode
operasional konkrit (7 - 12 tahun)
Periode
operasional formal (12 tahun)
Hal tersebut membuktikan bahwa semakin bertambah usia
seseorang, intelektualnya makin berfungsi dengan sempurna. Ini berarti faktor
kematangan mempengaruhi struktur intelektual, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan
kualitatif dari fungsi intelektual. Yaitu kemampuan menganalisis (memecahkan
suatu permasalahan yang rumit) dengan baik.
4.
Faktor
Pembentukan
Pendidikan dan latihan yang bersifat kognitif dapat
memberikan sumbangan terhadap fungsi intelektual seseorang. Misalnya, orang tua
yang menyediakan fasilitas sarana seperti bahan bacaan majalah anak-anak dan
sarana bermain yang memadai, semua ini dapat membentuk anak menjadi
meningkatkan fungsi dan kualitas pikirannya, pada gilirannya situasi ini akan meningkatkan
perkembangan Intelektual anak dibanding anak seusianya.
5.
Kebebasan
Psikologis
Kebebasan
psikologis perlu dikembangkan pada anak agar intelektualnya berkembang dengan
baik. Anak yang memiliki kebebasan untuk berpendapat, tanpa disertai perasaan
takut atau cemas dapat merangsang berkembangnya kreativitas dan pola pikir.
Mereka bebas memilih cara (metode) tertentu dalam memecahkan persoalan. Hal ini
mempunyai sumbangan yang berarti dalam perkembangan intelektual.
Andi Mappiare (1982)
mengemukakan tiga faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan Intelektual
remaja, yaitu :
Bertambahnya
informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berfikir
selektif.
Banyaknya
pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat
berfikir proporsional.
Adanya
kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis
yang radikal dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan yang baru dan benar.
6.
Faktor Minat
dan pembawaan yang khas.
Minat
mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupkan dorongan bagi perbuatan
itu.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dalam
penyusunan makalah mengenai “Perkembangan Intelektual” ini, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa ikhtiar pendidikan, khususnya melalui proses pembelajaran,
guna mengembangkan kemampuan intelektual setiap peserta didik harus di pupuk
dan dikembangkan agar potensi yang dimiliki setiap individu terwujud sesuai
dengan perbedaan masing-masing.
3.2
SARAN
Sebaiknya, untuk mengetahui tingkat perkembangan
intelek seseorang harus dilakukan berdasarkan tahap-tahapnya, sesuai dengan
perkembangan umur mereka. Walaupun Intelektual tersebut merupakan bawaan sejak
lahir atau yang dikenal dengan faktor hereditas, namun faktor lingkungan juga
sangat berpengaruh dalam perkembangan intelek seseorang. Untuk itu, agar
perkembangan intelek berkembang dengan baik maka harus diperhatikan
faktor-faktor tersebut
DAFTAR
PUSTAKA
Hartinah,
Sitti. 2010. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama
http://abyfarhan7.blogspot.com
http://edukasi.kompasiana.com
http://fdj-indrakurniawan.blogspot.com
http://kapanpunbisa.blogspot.com
http://konselor008.blogspot.com
http://www.scribd.com
http://sunariapendidikansangatpenting.blogspot.com
Makmun, Abin
Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Uno, B. Hamzah.
2010. Orientasi Baru dalam Psikologi pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Yusuf, Syamsu
dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar