Kamis, 10 Desember 2020

MAKALAH MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK TENTANG KONSEP PERKEMBANGAN INTELEKTUAL ANAK

 

M A K A L A H

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

KONSEP PERKEMBANGAN INTELEKTUAL ANAK

 


 

 

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1.   JIMMY TAMSIL            (4016000)

2.   SURYANI MELASARI  (4016031)

3.   IMELDA                         (4016032)

DOSEN PENGAMPU : LUCY ASRI PURWASI ,M.Pd.Mat

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI)

LUBUKLINGGAU

2016/2017


 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam mata kuliah perkembangan peserta didik mengenai konsep perkembangan intelektual anak.

Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang mendorong atau memotivasi pembuatan makalah ini supaya lebih baik dan lebih efisien. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lucy Asri Purwasi, M.Pd.Mat sebagai dosen pembimbing dalam pembuatan penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak yang kurang sempurna dalam pembahasan ini, oleh karena itu bagi pihak yang membaca makalah ini bisa memberikan kritik dan saran untuk mengembangkan serta dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.

 

LubukLinggau, 28 September 2016

 

Penyusun.


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................

1.1   LATAR BELAKANG....................................................................................

1.2   RUMUSAN MASALAH...............................................................................

1.3   TUJUAN PENULISAN................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................

2.1   AAA..............................................................................................................

2.2   BBB..............................................................................................................

2.3   CCC.............................................................................................................

2.4   DDD.............................................................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................

3.1   KESIMPULAN.............................................................................................

3.2   SARAN........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG

Intelektual atau kecerdasan, merupakan suatu karunia yang dimiliki individu untuk mengembangkan dan mempertahankan hidupnya, serta bagaimana ia berusaha menghambakan dirinya kepada PenciptaNya.

Ketika baru lahir seorang anak sudah mempunyai kecerdasan, hanya sangat bergantung pada orang lain untuk memenuhi perkembangan hidupnya. Dalam perkembangannya anak makin meningkatkan berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan dirinya pada orang lain dan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Perkembangan intelek ataua perkembangan kognitif merupakan proses psikologis yang didalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun dan mengunakan pengetahuan serta kegiatan mental seperti berfikir, menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan persolan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan. 

Pertumbuhan, kematangan, belajar, dan latihan erat kaitannya dengan perkembangan individu. Semuannya memiliki peranan penting dalam perkembangan peserta didik. Perkembangan mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik psikis seperti yang terkandung dalam istilah pertumbuhan, kematangan, belajar dan latihan.

Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik diperlukan oleh para pendidik agar bisa bertindak secara profesional kepada para peserta didiknya. Dengan demikian, para pendidik dapat mengajar dengan mempertimbangkan tahapan dan prinsip perkembangan peserta didiknya sehingga dapat terwujud tujuan pendidikan.

1.2   RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah Konsep perkembangan.....?

1)    Pengertian Pertumbuhan, Kematangan, Belajar dan Latihan serta keterkaitannya dengan perkembangan.

2)    Prinsip – prinsip perkembangan.

3)    Faktor – faktor pengaruh perkembangan peserta didik.

 

1.3   TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :

1)    Mengetahui apa sebenarnya yang di maksud dengan Intelektual

2)    Untuk mengatuhi perinsip-perinsip perkembangan.

3)    Faktor – faktor yang mempengaruhi dan mendorong perkembangan intelektual anak atau peserta didik.

4)    Untuk mengatuhui pengertian pertumbuhan, perkembangan, belajar dan latihan serta keterkaitannya dalam perkembangan.


 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1   Hakikat Perkembangan Intelektual

Beberapa definisi intelektual menurut para ahli, diantaranya :

1.   Pengertian intelektual menurut Cattel (dalam Clark, 1983) adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang terlihat dalam kemampuan memahami hubungan yang lebih kompleks, semua proses berfikir abstrak, menyesuaikan diri dalam pemecahan masalah dan kemampuan memperoleh kemampuan baru.

2.   William Sterm ( dalam Sunarto, 1994) mengemukakan intelektual merupakan kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan-kebutuhan baru dengan menggunakan alat berfikir sesuai dengan tujuannya.

3.   Intelektual merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul (Gunarsa, 1991).

4.   David Wechsler (dalam Saifuddin Azwar, 1996) mendefinisikan intelektual sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif

Jadi, intelektual adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi berfikir abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien dan efektif.Intelektual merupakan kemampuan yang dibawa individu sejak lahir. Intelektual akan berkembang bila lingkungan memungkinkan dan kesempatan tersedia.

 

2.2   Pengertian Pertumbuhan, Kematangan, Belajar dan Latihan serta Keterkaitannya dengan Perkembangan.

Pertumbuhan yaitu perubahan atau kenaikan dalam ukuran secara keseluruhan fisik, seperti tulang, tinggi badan, berat badan, jaringan syaraf dan lainnya menjadi lebih sempurna. Pertumbuhan individu dapat diukur dengan alat pengukur. Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada mahluk hidup berupa  perubahan ukuran yang bersifat ireversible. Pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan fungsi fisik yang murni. Perkembangan mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang tampak. Sementara pertumbuhan khusus dimaksudkan mengenai ukuran badan dan fungsi fisik yang murni.

Kematangan adalah merupakan suatu keadaan atau tahap pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan. Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi atau potensi mental psikologis akibat proses perkembangan karena pengalaman dan latihan.

Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Menurut Gege dan Berliner, belajar adalah suatu proses perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.

Latihan adalah suatu tindakan/perbuatan pengulangan yang bertujuan untuk lebih memantapkan hasil belajar.

2.3   Definisi Perkembangan serta Implikasinya dalam Pendidikan

Perkembangan menurut Hurlock dan Syamsu Yusuf adalah “Serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks (Hurlock, 1994:2).

Perkembangan adalah suatu perubahan yang bersifat kualitatif, artinya, perubahan ini tidak dapat diukur dengan inci, centimeter, gram atau kilogram. Perkembangan individu merupakan suatu proses yang dinamis dan menuju kesuatu progres, tidak dapat diulang dan bersifat kekal.

Pengertian perkembangan manusia menurut para ahli, diantaranya:

1.  Menurut Atan Long (1990)

Perkembangan pada manusia ialah perubahan yang bersifat kualitatif. Sifat perubahan ini tidak dapat diukur, tetapi jelas berlaku jika dibandingkan dengan peringkat yang lebih awal.

2.  Paul Eggan dan Don Kauchak

Berpendapat perkembangan adalah perubahan yang berturutan dan kekal dalam diri seseorang hasil daripada pembelajaran, pengalaman dan kematangan.

3.  Salvin (1997)

Berpendapat perkembangan adalah berkaitan dengan mengapa dan bagaimana individu berkembang dan membesar, menyesuaikan diri kepada persekitaran dan berubah melalui peredaran masa. Beliau juga berpendapat individu akan mengalami perkembangan sepanjang hayat, iaitu perkembangan dari segi fizikal, personality, sosioemosional dan kognitif serta bahasa.

4.  Crow dan Crow (1980)

Perkembangan merupakan perubahan secara kualitatif serta cenderung ke arah yang lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral dan sosial.

Implikasinya dalam pendidikan dapat di kembangkan berdasarkan hasil laporan  berbagai studi pengukuran mengunakan tes sebagai alat pengukurnya. Yang di lakukan subyek sampai tingkat usia tertentu. Perkembangandalam pendidikan dapat menumbuhkan perubahan – perubahan ke arah yang lebih maju  kepada anak didk sehinga menambah pengetahuan, pikiran yang  lebih matang.

2.4   Prinsip – Prinsip Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan manusia secara alamiah mengikuti pola teratur menurut prinsip atau hukum perkembangan.

Menurut Sinolungan (1997), prinsip-prinsip perkembangan adalah pola-pola umum dalam suatu proses perubahan alamiah yang teratur, universal dan berkesinambungan, yang dimaksud dengan perubahan yang teratur adalah pertumbuhan pada manusia yang berjalan normal mengikuti tata urutan yang saling berkaitan.

Prinsip-prinsip perkembangan pada umumnya antara lain :

1)    Bahwa perkembangan melibatkan perubahan. Tujuan perkembangan adalah realisasi diri atau pencapaian kemampuan bawaan. Sikap anak terhadap perubahan dipengaruhi oleh kesadaran akan perubahan tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku anak, sikap social terhadap perubahan ini, bagaimanan mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimana mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimanan kelompok sosial bereaksi terhadap anak ketika perubahan ini terjadi.

2)    Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya. Bahwa perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak, ia dapat diubah sebelumnya menjadi pola kebiasaan

3)    Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Perkembangan menekankan kenyataan bahwa perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan yang menetapkan batas dari perkembangan

4)    Pola perkembangan dapat diramalkan. Walaupun pola yang dapat diramalakan ini dapat diperlambat dan dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pra lahir dan pascalahir.

5)    Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan. Yang penting diantaranya adalah persamaan pola perkembangan bagi semua anak, perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik, perkembangan terjadi secara berkesinambungan, berbagai bidang perkembangan dengan kecepatan yang berbeda, dan terdapat korelasi dalam perkembangan.

6)    Terdapat perbedaan individu dalam berkembang.

Bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun psikologis. Kepentingan untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan adalah bahwa ia mennekankan pentingnya melatih anak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak mengharapkan perilaku yang sama pada semua anak.

7)    Periode pola perkembangan. Periode perkembangan biasanya diebut periode pralahir, masa neonatus, masa bati, masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, dan masa puber. Dalam semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang normal dan yang terbawa dari periode sebelumnya biasanya disebut perilaku “bermasalah”.

8)    Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial. Harapan sosial ini terbentuk tugas perkembangan yang menungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasaiberbagai pola perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.

9)    Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya dan potensial. Bahaya tersebut terjadi baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola perkembangan.

10) Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan. Tahun pertama kehidupan biasanya paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling tidak bahagia.

Adapun prinsip- prinsip perkembangan individu, yaitu :

1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.

2. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.

3. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.

4. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.

5. Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.

6. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.

7. Bagaimana pola atau arah perkembangan inidividu

Prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991) :

1.   Adanya perubahan, perubahan bisa menanjak kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran

2.   Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya

3.   Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

4.   Pola perkembangan dapat diramalkan.

5.   Pola perkembangan mempunnyai karateristikyng dapat diramalkan.

6.   Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan.

Adapun prinsip-prinsip perkembangan individu, yaitu;

1.   Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah terganti.

2.   Semua aspek perkembangan saling berhubungan.

3.   Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.

4.   Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.

5.   Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.

6.   Perkembangan memiiki pola atau arah tertentu.

 

Implikasi dalam pendidikan perkembangan menekankan bahwa kenyataan timbul dari interaksi kematangan belajar dengan menetapkan batas dari perkembangan. Prinsip perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha melalui belajar memperoleh kemampuan mengunakan sumber yang di warisan hubungan dari perkembangan dan hasil belajar bisa dicontohkan pada saat terjadinya masa peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu di berikan pada saat masa pekanya maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat di kuasai oleh anak.

2.5   Tahapan Perkembangan

Kretcmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu melewati empat tahapan, yaitu :

1.    Tahap I: Usia 0,0 hingga 3,0 tahun ; Fukungs (pengisian) periode I : pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.

2.    Tahab II : Usia dari kira-kira 3,0 tahun sampai 7,0 tahun ; Streckungs (rentangan) periode I : pada periode ini anak kelihatan langsing (memanjang / meninggi).

3.    Tahap III : Dari kira-kira 7,0 sampai 13 tahun ; Fukungs periode II : pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.

4.    Tahap IV : Dari kira-kira 13,0 tahun sampai kira-kira 20,0 tahun ; Streckung periode II : pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.

Dalam rentang kehidupannya, manusia melewati tahap-tahap perkembangan dimana setiap tahap memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai dan diselesaikan. Sebagian besar dari kita ingin berusaha menguasai dan menyelesaikannya pada waktu yang tepat . Beberapa orang dapat berhasil, sedangkan yang lain kemungkinan tidak berhasil atau terlalu cepat dari tahap yang seharusnya.

Terlepas dari berapa panjang rentang kehidupan seseorang, ukuran kronologis atau usia adalah kriteria pokok untuk menentukan tahap-tahap perkembangan individu.

 

 

 

 

 

2.6   Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Peserta Didik

Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1.    Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak.

Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.

2.    Kematangan Anak

Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula         menentukan.

Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

3.    Status Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya.

Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.

4.    Pendidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan(sekolah).

Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

5.    Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi

Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial  anak.

Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.

2.7  Faktor-faktor yang mempengaruhi Intelektual

Menurut Ngalim Purwanto (1986) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual yaitu sebagai berikut :

1.  Faktor Pembawaan (Genetik)

Pembawaan ditentukan oleh sifat dan cirri yang dibawa sejak lahir. Banyak teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa kapasitas Intelektual dipengaruhi oleh gen orang tua. Namun, yang cenderung mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan anak tergantung faktor gen mana (ayah atau ibu) yang dominant mempengaruhinya pada saat terjadinya “konsepsi” individu. Teori konvergensi mengemukakan bahwa anak yang lahir telah mempunyai potensi bawaan, tetapi potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan baik tanpa mendapat pendidikan dan latihan atau sentuhan dari lingkungan.

2.  Faktor Gizi

Kuat atau lemahnya fungsi intelektual juga ditentukan oleh gizi yang memberikan energi / tenaga bagi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kebutuhan akan makanan bernilai gizi tinggi (gizi berimbang) terutama yang besar pengaruhnya pada perkembangan Intelektual ialah pada fase prenatal (anak dalam kandungan) hingga usia balita, sedangkan usia diatas lima tahun pengaruhnya tidak signifikan lagi.

3.  Faktor Kematangan

Piaget (seorang psikolog dari Swiss) membuat empat tahapan kematangan dalam perkembangan intelektual, yaitu :

       Periode sensori motorik (0 - 1 tahun)

       Periode pra operasional (1 - 7 tahun)

       Periode operasional konkrit (7 - 12 tahun)

       Periode operasional formal (12 tahun)

Hal tersebut membuktikan bahwa semakin bertambah usia seseorang, intelektualnya makin berfungsi dengan sempurna. Ini berarti faktor kematangan mempengaruhi struktur intelektual, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan kualitatif dari fungsi intelektual. Yaitu kemampuan menganalisis (memecahkan suatu permasalahan yang rumit) dengan baik.

4.  Faktor Pembentukan

Pendidikan dan latihan yang bersifat kognitif dapat memberikan sumbangan terhadap fungsi intelektual seseorang. Misalnya, orang tua yang menyediakan fasilitas sarana seperti bahan bacaan majalah anak-anak dan sarana bermain yang memadai, semua ini dapat membentuk anak menjadi meningkatkan fungsi dan kualitas pikirannya, pada gilirannya situasi ini akan meningkatkan perkembangan Intelektual anak dibanding anak seusianya.

5.  Kebebasan Psikologis

Kebebasan psikologis perlu dikembangkan pada anak agar intelektualnya berkembang dengan baik. Anak yang memiliki kebebasan untuk berpendapat, tanpa disertai perasaan takut atau cemas dapat merangsang berkembangnya kreativitas dan pola pikir. Mereka bebas memilih cara (metode) tertentu dalam memecahkan persoalan. Hal ini mempunyai sumbangan yang berarti dalam perkembangan intelektual.

 

Andi Mappiare (1982) mengemukakan tiga faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan Intelektual remaja, yaitu :

       Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berfikir selektif.

       Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berfikir proporsional.

       Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis yang radikal dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.

6.  Faktor Minat dan pembawaan yang khas.

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupkan dorongan bagi perbuatan itu.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1   KESIMPULAN

Dalam penyusunan makalah mengenai “Perkembangan Intelektual” ini, kami dapat menarik kesimpulan bahwa ikhtiar pendidikan, khususnya melalui proses pembelajaran, guna mengembangkan kemampuan intelektual setiap peserta didik harus di pupuk dan dikembangkan agar potensi yang dimiliki setiap individu terwujud sesuai dengan perbedaan masing-masing. 

3.2   SARAN

Sebaiknya, untuk mengetahui tingkat perkembangan intelek seseorang harus dilakukan berdasarkan tahap-tahapnya, sesuai dengan perkembangan umur mereka. Walaupun Intelektual tersebut merupakan bawaan sejak lahir atau yang dikenal dengan faktor hereditas, namun faktor lingkungan juga sangat berpengaruh dalam perkembangan intelek seseorang. Untuk itu, agar perkembangan intelek berkembang dengan baik maka harus diperhatikan faktor-faktor tersebut

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Hartinah, Sitti. 2010. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama

http://abyfarhan7.blogspot.com

http://edukasi.kompasiana.com

http://fdj-indrakurniawan.blogspot.com

http://kapanpunbisa.blogspot.com

http://konselor008.blogspot.com

http://www.scribd.com

http://sunariapendidikansangatpenting.blogspot.com

Makmun, Abin Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Uno, B. Hamzah. 2010. Orientasi Baru dalam Psikologi pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar